Oleh: Agus Setiyono
Jendelajambi.id-Siak—Ada yang lebih dahsyat dari sekadar seremoni akademik, lebih sakral dari acara pelantikan pejabat tinggi, dan lebih tajam dari pidato-pidato panggung politik: yaitu ketika 1.779 mahasiswa dari 40 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia menjejakkan kaki ke tengah-tengah masyarakat dalam bingkai pengabdian—bukan demi gelar, bukan demi pencitraan, melainkan demi menunaikan amanah dakwah dan kemanusiaan.
KKN-MAs 2025 telah resmi dimulai, dan Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) didaulat menjadi tuan rumah dalam hajatan akbar ini. Acara pelepasan digelar dengan khidmat, namun tetap sarat makna, dipimpin langsung oleh Rektor UMRI dan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Dr. Ahmad Dermawan (Ketua Panitia Nasional KKN-MAs) dan Fauzi Asni (Plt. Sekda Kabupaten Siak) yang menjadi simbol sinergi antara kampus, persyarikatan, dan pemerintahan.
Sebuah Amanah, Bukan Sekadar Kegiatan
Rektor UMRI Dr. Saidul Amin, dalam pidatonya tidak menyuguhkan jargon kampus atau iklan pendidikan. Ia justru merendahkan nada, namun meninggikan makna:
"Kalian bukan sekadar mewakili kampus, tetapi mewakili Persyarikatan Muhammadiyah. Ini bukan sekadar KKN, ini adalah safari nilai, dakwah dalam rupa pengabdian."
Lebih lanjut, ia menyuarakan petuah yang bukan berasal dari ruang kuliah, melainkan dari sumur hikmah gerakan Muhammadiyah:
"Muhammadiyah dikenal bukan karena megahnya gedung, bukan karena banyaknya unit usaha. Ia dikenang dan dihormati karena kehormatan akhlak dan martabat nilai-nilai."
Ia pun menegaskan, tugas mahasiswa bukan menggurui masyarakat, melainkan menimba pelajaran dari rahim sosial yang sedang mereka masuki. "Belajarlah dari masyarakat, sebab di sanalah universitas kehidupan yang sesungguhnya."
Sekda Siak: Sambut dan Peluklah Mereka
Plt. Sekda Kabupaten Siak, Fauzi Asni, menyambut kehadiran ratusan mahasiswa PTMA dengan ketulusan yang tidak dibungkus formalitas. Dalam pesannya, ia menyatakan bahwa Pemerintah Daerah Siak bukan hanya menerima, tetapi menyambut dengan tangan terbuka.
“Kami telah perintahkan seluruh camat untuk menyambut para mahasiswa KKN-MAs dengan baik. Siak bukan hanya lokasi, Siak adalah rumah,” tegasnya.
Tak lupa, ia menitipkan pesan lembut namun menggugah: "Berbaurlah dengan masyarakat, jadilah cahaya yang menyala dalam sunyi, dan bantu kami menciptakan perubahan, meskipun hanya sebutir benih kecil."
Ketua Panitia: Dakwah Digital, Jejak Kebaikan
Dr. Ahmad Dermawan, selaku Ketua Panitia Nasional KKN-MAs, tak lupa mengingatkan bahwa zaman telah berubah, dan dakwah kini bukan hanya di mimbar masjid, tetapi juga di lini masa.
“Mahasiswa KKN-MAs harus menjadi duta kebaikan digital. Unggah setiap hari potensi masyarakat, unggulan lokal, dan kisah inspiratif dari Siak. Biar dunia tahu bahwa Siak bukan pinggiran, tapi pusat kearifan.”
Ia pun menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada UMRI sebagai tuan rumah, serta Pemda Siak yang telah menjadikan daerahnya sebagai ladang pengabdian mahasiswa se-Indonesia.
Jejak UM Jambi di Tanah Siak
Di antara ribuan peserta itu, tampak 18 mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Jambi (UM Jambi) turut menjadi bagian dari sejarah ini. Mereka bukan sekadar datang sebagai peserta, tetapi sebagai perwakilan dari semangat Siginjai yang tidak pernah padam—melangkah dengan semangat pengabdian, membawa nama baik almamater dan Persyarikatan Muhammadiyah yang mereka cintai.
Sebagai Penutup:
KKN-MAs 2025 bukan sekadar Kuliah Kerja Nyata. Ia adalah tafsir baru dari makna "berilmu amaliah dan beramal ilmiah." Ini adalah simfoni antara idealisme kampus, jiwa dakwah Muhammadiyah, dan denyut nadi masyarakat.
Jika hari ini 1.779 mahasiswa disebar ke pelosok-pelosok Siak, maka yakinlah, mereka tidak sedang mencari nilai akademik semata, tapi sedang menanam makna, merawat harapan, dan mewujudkan Indonesia yang tercerahkan.
Dan jika nanti nama-nama mereka tak tercatat dalam sejarah resmi bangsa, biarlah amal dan jejak langkah mereka ditulis dalam kitab langit, sebagai generasi yang memilih berbuat diam-diam, dalam senyap, tapi penuh makna.
“Karena di Muhammadiyah, pengabdian adalah ibadah. Dan KKN-MAs adalah bentuknya yang paling nyata.”
#Pegiat dakwah Online Jambi
إرسال تعليق