Jendelajambi.id-Singkut, 9 Agustus 2025 – Di halaman SMK Muhammadiyah Singkut, deru mesin berpadu dengan tepuk tangan, suara pentas seni, dan aroma harum kopi dari bazar sekolah. Di hari itu, bengkel tak lagi sekadar tempat oli menetes dan baut berputar, tetapi menjelma menjadi panggung pembelajaran, silaturahmi, dan geliat ekonomi kecil-kecilan.
SMK Muhammadiyah Singkut, dalam harmoni kolaborasi bersama AHASS (Astra Honda Authorized Service Station), menggelar Program AHASS On School, sebuah gebyar servis motor Honda yang tak hanya mengutamakan kinerja mesin, tetapi juga merawat denyut nadi kebersamaan warga sekolah dan masyarakat.
Tak tanggung-tanggung, kehadiran Bapak Erwin susanto, General Manager PT General Manager Services & Development—main dealer motor Honda terbesar di Provinsi Jambi—menandai keseriusan acara ini. Turut hadir pula jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sarolangun dan para penggerak amal usaha Muhammadiyah, yang selama ini tak pernah lelah memadukan dakwah dan pelayanan publik.
“Program AHASS ini memberikan servis murah, cukup Rp 10.000, plus spare part gratis senilai Rp 160.000. Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar, dimeriahkan pentas seni dan bazar yang diinisiasi siswa dan guru PKK. Tentu saja, ini mengajarkan kewirausahaan kepada peserta didik,” tutur Lukman Arifin, S. Pd, Kepala SMK Muhammadiyah Singkut, sambil tersenyum bangga.
Namun di balik deretan angka dan promo itu, ada kisah yang lebih besar: bahwa sekolah bukan sekadar ruang kelas dan papan tulis, tetapi juga bengkel mimpi dan laboratorium kehidupan. Di antara kunci pas dan kanvas pentas seni, siswa belajar bahwa hidup memerlukan keseimbangan antara keterampilan teknis dan kepekaan sosial, antara membetulkan mesin dan membenahi hati.
Kegiatan ini bukan semata strategi pemasaran atau agenda rutin korporasi. Ia adalah bentuk pendidikan kontekstual: mengajarkan disiplin ala montir, ketelitian ala seniman, dan jiwa wirausaha ala pedagang bazar. Di sinilah teori bertemu praktik, dan murid-murid yang biasanya menghafal rumus torsi kini ikut memahami makna hubungan sosial.
Di bawah langit Singkut, roda gigi berputar, piston bergerak, dan semangat gotong royong menghidupkan suasana. Mesin-mesin itu, setelah diservis, mungkin akan membawa pemiliknya kembali ke ladang, pasar, atau sekolah. Tapi para siswa, yang hari ini belajar melayani, menghitung modal, dan mengatur acara, akan membawa pulang pelajaran yang lebih mahal daripada harga spare part: bahwa hidup ini, seperti motor, harus dirawat dengan kesungguhan, agar perjalanan tetap mulus dan tujuan tercapai.
#Agus Setiyono
#PegiatDakwahOnlineJambi
#PegiatDakwahOnlineJambi
Posting Komentar